Berbicara setelah menggelar pertemuan sekitar 80 menit
dengan para legislator negara bagian dan tokoh berlatar belakang Amerika-Asia,
Biden mengaku bahwa hatinya tersayat mendengarkan cerita mereka yang hadir.
Ia mengaku bersimpati terhadap warga Amerika-Asia dan
Kepulauan Pasifik (AAPI) di tengah lonjakan kasus-kasus pelecehan dan kekerasan
terhadap mereka.
Baca Juga:
Elon Musk Beberkan Alasan Tangguhkan Akun X Pemimpin Tertinggi Iran
Mereka telah diserang, disalahkan, dikambinghitamkan,
dan dilecehkan; mereka telah diserang secara verbal, diserang secara fisik, dan
bahkan dibunuh.
"Kita harus mengubah hati kita," tegas Biden.
"Kebencian tidak memiliki tempat berlindung yang aman di Amerika."
Harris, warga AS pertama keturunan Asia Selatan yang
memegang jabatan Wakil Presiden negara itu, mengatakan bahwa motif penembak
masih diselidiki.
Baca Juga:
BNPT Wanti-wanti Gerakan Radikal Jelang Pemilu 2024
Namun, ia mengemukakan fakta-fakta jelas: enam dari
delapan korban tewas adalah keturunan Asia dan tujuh di antaranya perempuan.
"Rasisme itu nyata di Amerika. Dan memang demikian
kenyataannya. Xenofobia nyata di Amerika. Demikian juga seksisme," katanya.
"Presiden dan saya tidak akan diam. Kami tidak akan
tinggal diam. Kami akan selalu berbicara menentang kekerasan, kejahatan
kebencian, dan diskriminasi, di mana pun dan kapan pun itu terjadi," imbuhnya.