Biaya untuk membayar hal tersebut kemudian meningkat karena bank sentral AS the Fed menaikkan suku bunga ke level tertinggi dalam beberapa tahun di atas 5%.
Amerika diperkirakan akan mengeluarkan US$ 870 miliar atau setara dengan Rp 13.485 triliun, yang merupakan 3,1% dari produk domestik bruto, untuk pembayaran bunga tahun ini.
Baca Juga:
Presiden Prabowo Usulkan Two-State Solution untuk Akhiri Konflik Gaza dalam Pertemuan dengan AS
Angka ini hampir dua kali lipat dari rata-rata tahunan sebesar 1,6% PDB sejak tahun 2000. Proyeksi juga menunjukkan bahwa biaya bunga diestimasi mencapai 3,9% dari PDB pada tahun 2034.
Dengan meningkatnya biaya bunga, pemerintah harus menerbitkan lebih banyak utang untuk membayar pemegang obligasi, yang pada akhirnya akan meningkatkan pengeluaran bunga dan mendorong peningkatan penerbitan.
Menurut CBO, utang pemerintah federal diproyeksikan akan meningkat dari US$ 26 triliun (Rp 403.000 triliun) pada tahun 2023 menjadi US$ 48 triliun (Rp 744.000 triliun) pada tahun 2034, lebih dari delapan kali lipat jumlah utang pada tahun 2008.
Baca Juga:
Gagal Menyentuh Pemilih, Harris Kalah Telak Meski Kampanye Penuh Serangan ke Trump
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.