Cerita dari Global Times termasuk kutipan dari akademisi China yang mengklaim sanksi akan menguntungkan AS.
Direktur Institut Hubungan Internasional Renmin University of China, Wang Yiwei, mengatakan, ketegangan antara Rusia dan Ukraina sesuai dengan "buku panduan" AS.
Baca Juga:
Pertempuran Sengit, Rusia Lumat 9 Tank Ukraina Termasuk 4 Leopard-2
Direktur riset energi ekonomi Xiamen University, Lin Boqiang, berupaya menjelaskan bagaimana negara-negara Barat dapat diuntungkan dari perang ini.
"Dalam kasus apapun, AS menjadi pemenang besar ketegangan Rusia-Uni Eropa. AS telah mencoba menjual gas mereka ke Uni Eropa. Mereka tidak bisa menjual gasnya karena harga yang terlalu tinggi," ujar Lin.
Rusia sudah dihantam oleh hukuman ekonomi besar dan ratusan perusahaan swasta telah berhenti bekerja dengan Rusia sejak serangan pada 20 Februari 2022.
Baca Juga:
Sejalan dengan Perjanjian Minsk, Rusia Respons Positif Usulan Perdamaian Prabowo
Uni Eropa telah mengibarkan sanksi masa depan, dengan AS dan negara-negara NATO kemungkinan mengikuti, setelah tuduhan kejahatan perang diberikan kepada Rusia.
Gambar-gambar mengerikan telah muncul setelah Rusia diklaim menyerang kota Bucha dekat Kyiv, dengan klaim bukti pembunuhan dan pemerkosaan massal oleh tentara Rusia dan PBB dikirim untuk menginvestigasi.
Artikel Global Times dipublikasikan saat negara-negara Barat mempertimbangkan pemberian sanksi baru.