Para demonstran mahasiswa Bangladesh mendesak agar peraih Nobel Perdamaian, Muhammad Yunus, memimpin pemerintahan interim negara tersebut setelah Hasina dilengserkan dan militer mengambil alih kekuasaan.
"Kami telah memutuskan bahwa pemerintahan interim akan dibentuk di mana peraih Nobel yang terkenal secara internasional, Dr Muhammad Yunus, yang diterima secara luas, akan menjadi penasihat utama," ucap pemimpin utama kelompok demonstran Mahasiswa Melawan Diskriminasi (SAD), Nahid Islam, dalam pesan video pada Selasa (6/8/2024).
Baca Juga:
Bebas dari Tuduhan Korupsi, Muhammad Yunus Jadi PM Bangladesh
Pernyataan itu dirilis setelah Panglima Militer Bangladesh, Jenderal Waker-Uz-Zaman, mengatakan Hasina mundur sebagai PM dan militer akan membentuk pemerintahan interim.
Waker diperkirakan akan bertemu dengan para pemimpin mahasiswa untuk membahas pemerintahan interim.
Yunus, yang seorang ekonom terkemuka dan kini berusia 84 tahun, banyak menuai pujian karena dianggap berhasil mengentaskan jutaan orang dari kemiskinan melalui bank keuangan mikro yang dirintisnya.
Baca Juga:
PM Kabur, Presiden Bangladesh Bebaskan Pemimpin Oposisi Khaleda Zia
Namun, dia juga mendapat permusuhan dari Hasina yang menuduhnya 'mengisap darah' orang-orang miskin.
Yunus saat ini berada di Eropa dan seorang pembantu dekatnya mengatakan pada Senin (5/8/2024) malam bahwa dia belum menerima tawaran apa pun dari militer untuk memimpin pemerintahan interim Bangladesh.
Korban Tewas WNI