WahanaNews.co | Israel mengungkapkan telah menghancurkan jaringan mata-mata Iran yang merekrut warganya untuk memotret situs-situs strategis, serta mengumpulkan data intelijen dan sejumlah pelanggaran lainnya dengan imbalan dolar. Demikian dilaporkan media Israel, The Times of Israel.
Jaringan mata-mata Iran itu terdiri dari empat wanita dan satu pria, yang semuanya adalah imigran Yahudi dari Iran atau keturunan imigran Iran. Kelimanya berhasil ditangkap.
Baca Juga:
Kerap Diserang Israel, PBB Sebut Argentina Jadi Negara Pertama Tarik Pasukan dari UNIFIL
“Para tersangka mengambil foto situs-situs penting yang strategis di Israel, termasuk Konsulat AS di Tel Aviv, berusaha menjalin hubungan dengan para politisi, memberikan informasi tentang pengaturan keamanan di berbagai situs, dan melakukan pelanggaran lainnya,” menurut dinas keamanan internal Israel, Shin Bet.
"Semua dilakukan atas arahan (seorang) operator asal Iran dan dengan imbalan ribuan dolar,” sambung Shin Bet seperti dikutip dari Al Arabiya, Kamis (13/1/2022).
Dalam satu kasus, Shin Bet mengatakan operasi Iran yang menjalankan jaringan mata-mata mencoba meyakinkan salah satu tersangka untuk meningkatkan bahasa Persia mereka dan bergabung dengan unit intelijen militer di IDF.
Baca Juga:
Netanyahu Tawarkan Rp79 Miliar untuk Bebaskan Satu Sandera di Gaza
Shin Bet mengidentifikasi agen Iran di balik jaringan mata-mata sebagai Rambud Namdar, yang berpura-pura menjadi seorang Yahudi yang tinggal di Teheran.
“Telah terjadi peningkatan oleh agen intelijen Iran yang menjangkau warga Israel dalam upaya untuk mengumpulkan intelijen yang dapat membantu (Iran) dalam perjuangannya melawan Israel,” The Jerusalem Post melaporkan mengutip seorang pejabat Shin Bet.
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett memuji Shin Bet karena menghentikan jaringan mata-mata Iran.
“Israel sedang dalam kampanye melawan Iran. Kami melihat upaya yang jelas dan upaya tak henti-hentinya oleh Korps Garda Revolusi Iran untuk merekrut warga Israel,” ujarnya.
Israel dan Iran telah lama menjadi musuh. Tel Aviv memandang Teheran sebagai ancaman terbesar bagi keberadaannya. Keduanya telah mengobarkan bayang-bayang perang selama bertahun-tahun, dan secara teratur bertukar ancaman serta menuduh satu sama lain menyabotase serangan satu sama lain. [qnt]