WahanaNews.co, Tel Aviv - Israel dan Hamas telah terlibat konflik di Jalur Gaza selama lebih dari satu bulan, dengan saling serang dan menyebabkan korban jiwa puluhan ribu orang.
Sejumlah milisi di Jalur Gaza meluncurkan roket ke arah Israel, dan Israel merespons dengan serangan udara.
Baca Juga:
Pelanggaran Hukum Internasional, PBB: 70 Persen Korban di Gaza Adalah Perempuan dan Anak-anak
Peperangan ini juga memunculkan perhatian terhadap persenjataan Israel. Meskipun bukan negara besar, Israel memiliki sejumlah sistem persenjataan kelas wahid.
Keberhasilan Israel dalam mempertahankan posisinya sebagai salah satu kekuatan militer terkemuka di dunia sebagian besar didukung oleh Amerika Serikat.
Selain itu, Israel juga merupakan produsen senjata yang menghasilkan senjata untuk dijual ke berbagai negara, termasuk 90 negara di Asia.
Baca Juga:
Komandan Hamas Tewas dalam Serangan Israel di Lebanon Utara
Meskipun secara historis Israel lebih banyak mengimpor senjata daripada mengekspornya, data dari Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI) menunjukkan bahwa dalam dekade terakhir, jumlah ekspor senjata Israel mulai secara konsisten melampaui jumlah impor.
Dari tahun 2018 hingga 2022, setidaknya 35 negara telah membeli senjata dari Israel dengan total nilai mencapai US$3,2 miliar atau sekitar Rp49,89 triliun (dengan asumsi kurs Rp15.592 per dolar AS).
Dari jumlah tersebut, sekitar sepertiganya, atau sebesar US$1,2 miliar atau setara dengan Rp18,71 triliun, ekspor militer Israel terutama diarahkan ke India.