WahanaNews.co | Amerika Serikat (AS), pada Jumat (01/10/2021) waktu setempat, memperingatkan Turki tentang risiko lebih parah terhadap hubungan bilateral antara kedua negara, jika Ankara tetap nekat membeli lebih banyak senjata dari Rusia, setelah tindakan balasan AS atas pembelian sistem peluru kendali pertahanan udara S-400.
Pernyataan dari Amerika Serikat itu muncul setelah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bertemu dengan sejawatnya dari Rusia, Presiden Vladimir Putin, awal pekan ini.
Baca Juga:
Turki Bekuk 34 Mata-mata Israel yang Incar Warga Palestina
Keduanya membahas kerja sama militer yang lebih besar, tidak cuma pembelian, namun kerja sama pembuatan dan pemeliharaan jet tempur dan kapal selam canggih.
Turki, anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), melengos begitu saja saat AS memperingatkannya pada tahun 2017 agar tidak membeli sistem pertahanan udara S-400.
Pasalnya, AS dan aliansi Barat khawatir hal itu akan memungkinkan Rusia mengasah keterampilannya dalam menargetkan pesawat-pesawat AS dan Eropa Barat.
Baca Juga:
Politisi Turki Langsung Meninggal Usai Pidato Bela Palestina
“Kami mendesak Turki di setiap tingkat dan kesempatan untuk tidak mempertahankan sistem S-400 dan menahan diri dari membeli peralatan militer tambahan Rusia,” kata Wakil Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman kepada wartawan ketika ditanya tentang perjalanan Erdogan seperti dilansir France24, Sabtu (2/10/2021).
"Kami terus menjelaskannya kepada Turki dan apa konsekuensinya jika mereka bergerak ke arah itu," kata Sherman yang sedang berkunjung ke Swiss pada Jumat.
Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di resor Sochi Rusia pada 29 September 2021.