Keterlibatan AS di negara itu memang merupakan kampanye
paling lama militer AS di luar negeri.
Saat penarikan pasukan hampir selesai, para pejuang Taliban
memasuki Kabul, ibu kota Afghanistan dan mengambil alih kekuasaan di negara itu
pada 15 Agustus lalu.
Baca Juga:
Taliban Persekusi Ratusan Perempuan Afghanistan
Tampaknya, pengambilalihan yang dilakukan oleh Taliban itu
cukup mengejutkan bagi Biden.
Karena ia sebelumnya telah meyakinkan pemilih Amerika
tentang kompetensi dan kekuatan pasukan Afghanistan setelah dilatih AS.
Namun intelijen AS telah memprediksi bahwa Afghanistan akan
jatuh secara cepat ke tangan para pemberontak itu.
Baca Juga:
Taliban Larang Anak Perempuan Berusia 10 Tahun untuk Sekolah
Sementara itu, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani yang
merupakan seorang teknokrat, telah mengundurkan diri dan melarikan diri ke luar
negeri dengan membawa uang tunai yang sangat banyak, setelah Taliban menguasai
ibu kota.
Ghani mengklaim "pengalihan kekuasaan" yang secara cepat itu
dilakukan untuk mencegah terjadinya pertumpahan darah yang bisa saja terjadi.
Namun, kelompok Taliban mengklaim akan mendukung pemerintah
baru yang inklusif dan menghormati keyakinan agama dan nilai-nilai spiritual
semua warga Afghanistan.