McMahon, 76, adalah donor utama dan merupakan pendukung awal presiden terpilih dari Partai Republik tersebut ketika ia pertama kali mencalonkan diri untuk Gedung Putih hampir satu dekade lalu.
Kali ini, Trump menunjuknya untuk memimpin bersama tim transisi yang dibentuk untuk membantu memeriksa personel dan menyusun kebijakan menjelang pemilihan 5 November.
Baca Juga:
Kebijakan Proteksionisme Trump Berpotensi Pukul Ekspor Indonesia
McMahon adalah salah satu pendiri dan mantan CEO waralaba gulat profesional WWE. Ia kemudian menjabat sebagai direktur Small Business Administration hingga mengundurkan diri pada tahun 2019. Lalu ia memimpin komite aksi politik pro-Trump yang mendukung upayanya untuk terpilih kembali pada tahun 2020.
11. Jaksa Agung, Mike Lee
Seorang senator AS dari Utah, Lee secara luas dipandang sebagai kandidat utama lainnya untuk Jaksa Agung. Meskipun ia menolak untuk memilih Trump selama pemilihan tahun 2016, ia kemudian menjadi sekutu yang teguh, dan ia telah menjadi semacam pahlawan intelektual di antara beberapa faksi Trumpworld.
Baca Juga:
Pilpres AS 2024: Dukungan Muslim Bawa Trump Menang atas Kamala
Lee, 53, adalah tokoh kunci dalam upaya Trump dan sekutunya untuk membatalkan kekalahannya dalam pemilihan tahun 2020 dari Kader Demokrat Joe Biden. Ia pun telah ikut menyebarkan teori konspirasi yang tidak berdasar tentang serangan 6 Januari 2021 di Capitol.
12. Calon Kepala Dewan Keamanan Nasional, Kash Patel
Seorang mantan staf DPR dari Partai Republik yang menjabat dalam berbagai peran staf tingkat tinggi di komunitas pertahanan dan intelijen selama masa jabatan pertama Trump, Patel sering muncul di jalur kampanye untuk menggalang dukungan bagi kandidat tersebut. Namun, posisi apa pun yang memerlukan konfirmasi Senat mungkin menjadi tantangan.