Risiko tinggi yang dimaksud karena jumlah utang Indonesia
dinilai lebih besar dibanding kemampuan bayarnya. Hal itu tercermin dari
pendapatan melalui pertumbuhan penerimaan pajak yang disebut tidak berbanding
dengan peningkatan jumlah utang.
"Ini berbanding terbalik pertumbuhan pajaknya kan
turun, artinya dari penerimaan kita tidak mampu untuk membayar utang sebesar
itu karena pertumbuhan utangnya kan tahun ini kita lebih banyak utang ketimbang
menggenjot pendapatan. Ini yang menurut saya akan berisiko, bukan berbahaya
tapi risikonya akan semakin tinggi," imbuhnya.
Baca Juga:
PLN TJSL Fest 2021: dr Tirta Berikan Tips pada UMK agar Menang dari Pandemi
Utang Indonesia masih dalam kategori aman juga disampaikan
oleh Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter
Abdullah. Menurutnya, bahayanya suatu utang tidak diukur hanya berdasarkan dari
jumlahnya, tetapi jika utang tersebut tidak bermanfaat terhadap kesejahteraan
masyarakat.
"Bahaya atau tidaknya utang menurut saya tidak diukur
dari jumlah nya. Kalau menurut saya utang Indonesia sejauh ini masih
aman," ucapnya. [dhn]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.