Saat Taliban pertama kali berkuasa di Afghanistan pada 1996, mereka melarang internet dan menyita atau menghancurkan perangkat televisi, kamera, dan video.
Namun pada 2005, laman resmi Emirat Islam Taliban, 'Al-Emarah', diluncurkan dan kini mempublikasi kontennya dalam lima bahasa - Inggris, Arab, Pastun, Dari, dan Urdu.
Baca Juga:
Trump Gegerkan Dunia dengan Ambisi Rebut Pangkalan Bagram Afghanistan
Konten berbentuk audio, video, dan tulisan di bawah pengawasan komisi kebudayaan Emirat Islam Afghanistan (IEA), yang dipimpin oleh juru bicara mereka, Zabihullah Mujahid.
Cuitan pertama Mujahid langsung diblokir Twitter. Namun pada akunnya yang baru, aktif sejak 2017, memiliki lebih dari 317.000 pengikut.
Di bawah pengawasan Mujahid ada satu tim relawan yang khusus mempromosikan idelogi Taliban secara daring.
Baca Juga:
Menyelisik Pola Pikir Pemimpin Taliban Usai 2 Tahun Kuasai Afghanistan
Kepala tim itu, yang juga direktur media sosial IEA, adalah Qari Saeed Khosty.
Berapa banyak produksi opium di Afghanistan dan bagaimana dikaitkan dengan Taliban?
Kisah wartawan Afghanistan yang kabur ke Indonesia - 'Saya melaporkan kejahatan Taliban, saya diancam dibunuh'