Kim Yo-Jong menyebut latihan gabungan itu merupakan
"tindakan yang tidak diinginkan, yang menghancurkan diri sendiri" yang
mengancam rakyat Korut dan meningkatkan ketegangan di Semenanjung Korea.
"Amerika Serikat dan Korea Selatan akan menghadapi
ancaman keamanan yang lebih serius dengan mengabaikan peringatan berulang kali
dari kami dengan melanjutkan latihan perang yang berbahaya," sebut Kim
Yo-Jong.
Baca Juga:
Pjs. Gubernur Kaltara Togap Simangunsong Terima Kunjungan Investor Korea Selatan Oktober 2024
Sementara itu, di wilayah China bagian barat laut pasukan
militer China dan Rusia menggelar latihan militer gabungan skala besar. Latihan
gabungan ini akan melibatkan lebih dari 10.000 personel militer kedua negara.
Dilansir Reuters dan Associated Press, Selasa (10/8),
latihan militer gabungan yang bernama Sibu/Cooperation-2021 ini dipandang
sebagai pertanda bahwa China dan Rusia tengah memperluas kerja sama militer
saat kedua negara sama-sama berselisih dengan Barat.
Dalam laporan kantor berita Xinhua latihan militer gabungan
ini dimulai sejak Senin (9/8) waktu setempat. Latihan ini dipimpin oleh Li
Zuocheng, anggota Komisi Militer Pusat pada Partai Komunis yang berkuasa di
China.
Baca Juga:
Krisis Kelahiran di Korut: Pemerintah Penjarakan Dokter Aborsi dan Sita Alat Kontrasepsi
"Bertujuan untuk memperdalam operasi anti-terorisme
gabungan antara militer China dan Rusia dan menunjukkan tekad teguh dan kuat
dari kedua negara untuk bersama-sama menjaga keamanan dan stabilitas
internasional dan regional," demikian seperti dilaporkan Xinhua yang
mengutip pejabat China dan Rusia.
"Ini mencerminkan ketinggian baru dari kemitraan
koordinasi strategis komprehensif Rusia-China untuk era baru dan kepercayaan
strategis, pertukaran pragmatis, dan koordinasi antara kedua negara,"
imbuh laporan Xinhua tersebut.
Surat kabar Rusia, Kommersant, secara terpisah melaporkan
bahwa latihan militer gabungan ini akan berlangsung hingga Jumat (13/8)
mendatang. Dalam latihan gabungan ini juga disebutkan tentara Rusia untuk
pertama kalinya akan menggunakan persenjataan China. Kedua negara diketahui
telah menggelar latihan militer gabungan sejak tahun 2005.