WahanaNews.co | Rusia menggempur wilayah Ukraina dengan puluhan rudal pada Jumat (16/12/2022).
Serangan hujan rudal Rusia tersebut mematikan listrik di Kota Kharkiv, menghantam infrastruktur penting di selatan, dan menyebabkan ledakan di Kyiv.
Baca Juga:
Balas Israel, Iran Disebut Bakal Tingkatkan Kekuatan Hulu Ledak
Gubernur Wilayah Mykolaiv Vitaly Kim mengatakan, sebanyak 60 rudal terlihat terbang menuju sasaran-sasarannya di seluruh Ukraina.
Sementara itu, Gubernur Wilayah Kyiv Oleksiy Kuleba menuturkan, Rusia melancarkan serangan besar-besaran.
Dilansir dari Reuters, hujan rudal Rusia saat ini merupakan yang terbaru dari serangkaian serangan terhadap infrastruktur di seluruh Ukraina sejak Oktober.
Baca Juga:
Rudal Balistik Houthi Gempur Tel Aviv, Bantu Hizbullah Perangi Israel
Jaringan listrik di Kota Kharkiv dilaporkan mati sama sekali, seperti yang terjadi di kota kecil Poltava di Ukraina tengah.
Di Wilayah Sumy, serangan rudal juga menyebabkan listrik padam. Sementara di selatan, para pejabat mengatakan infrastruktur penting di Odessa rusak.
Di Wilayah Kryvyi Rih, juga di selatan, sebuah bangunan tempat tinggal dihantam rudal.
Gubernur Wilayah Kryvyi Rih Oleksandr Vilkul berujar bahwa orang-orang dapat terjebak di bawah reruntuhan. Beberapa jalur kereta mengalami mati listrik.
Reuters mendengar ledakan di Kyiv. Akan tetapi tidak jelas apakah ada dari ledakan itu yang disebabkan oleh rudal yang berhasil menembus pertahanan udara.
Awal pekan ini, Rusia meluncurkan serangan drone besar pertamanya di Kyiv. Dua gedung administrasi di Kyiv mendapat serangan.
Namun, sebagian besar pertahanan udara berhasil menghalau serangan drone itu, dengan 13 pesawat tak berawak dilaporkan ditembak jatuh.
Rusia telah menyerang infrastruktur-infrastruktur energi Ukraina hampir setiap pekan sejak Oktober, menyebabkan pemadaman listrik di seluruh negeri.
Di satu sisi, pasukan Rusia terjebak dalam pertempuran untuk mempertahankan wilayah di selatan dan timur, sekitar seperlima dari Ukraina.
Ukraina memperkirakan Rusia akan melancarkan gelombang serangan terbaru awal tahun depan, yang dapat mencakup upaya kedua untuk merebut Kyiv.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Jenderal Valery Zaluzhniy, dan Jenderal Oleksandr Syrskiy mengatakan dalam wawancara dengan The Economist bahwa serangan baru dari Rusia bisa terjadi setelah Januari.
Serangan dapat diluncurkan dari daerah timur Ukraina alias Donbass, selatan, atau Belarus.
Saat invasi Rusia ke Ukraina memasuki bulan ke-10, para pemimpin Uni Eropa pada Kamis (15/12/2022) setuju menyediakan pembiayaan senilai 18 miliar ke Ukraina tahun depan dan memukul Moskwa dengan paket sanksi kesembilan.
Sementara itu, militer AS mengumumkan akan memperluas pelatihan personel militer Ukraina di Jerman dengan 500 tentara sebulan. [rna]