Diplomat Pakistan diusir dari India, perbatasan ditutup rapat, dan perjanjian berbagi air dihentikan, memperdalam jurang perpecahan di antara mereka.
Asia Selatan pun kembali berada di ujung tanduk, mendekati potensi konflik besar, kali ini dengan bayang-bayang perang nuklir yang mengerikan.
Baca Juga:
Dorong Optimalisasi Ekspor Produk UMKM ke India, Mendag Resmikan Kantor Baru ITPC Chennai
Saat ketegangan meningkat, realitas lain yang tidak kalah menakutkan muncul ke permukaan: keseimbangan kekuatan nuklir antara India dan Pakistan mengalami perubahan signifikan.
Menurut laporan terbaru Status of World Nuclear Forces dari Federation of American Scientists (FAS), India kini menguasai sekitar 180 hulu ledak nuklir, melampaui estimasi Pakistan yang berada di angka 170.
Kolonel (Purn) Vikram Malhotra, analis pertahanan India, menilai perubahan ini sebagai "momen transformatif" dalam sejarah Asia Selatan.
Baca Juga:
Api Perang Mengintai di Kashmir: Pakistan Ancam India dengan Sungai Darah
"India kini tidak hanya mengejar kuantitas, tetapi juga kualitas dalam kapabilitas nuklir. Ini sinyal kuat bahwa India siap menjadi kekuatan penentu di kawasan Indo-Pasifik," ujarnya dalam wawancara dengan Times Now.
Perkembangan ini sebenarnya telah diprediksi dalam laporan Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) pada 2024, yang mencatat bahwa India mulai mendahului Pakistan dalam jumlah hulu ledak.
Sejak uji coba nuklir pertamanya pada 1974, India berkembang menjadi kekuatan nuklir keenam dunia, sementara Pakistan baru menyusul pada 1998, mendorong kawasan ini ke dalam dinamika perlombaan nuklir yang rapuh.