Direktur strategi teknologi, dan, pengendalian senjata di Institut Internasional untuk Studi Strategis (IISS), William Alberque, mengatakan respons Putin justru bisa melemahkan posisinya.
"Episode ini melemahkan kredibilitas Putin, yang tampak panik di televisi pada hari Sabtu [saat pidato]," kata Alberque, seperti dikutip Channel News Asia, Senin.
Baca Juga:
Inggris Bakal Anggap Tentara Bayaran Wagner Group Sebagai Organisasi Teroris
Ia kemudian berujar, "Semua orang di Moskow bertanya-tanya: Jika itu pemberontakan lima menit, kenapa presiden bicara soal perang?"
Pemberontakan Progzhin memang tak berlangsung lama. Ia juga menarik pasukan untuk kembali ke markas.
Pengamat Rusia dan Eurasia di IISS yang juga eks duta besar Inggris untuk Belarusia, Nigel Gould-Davies, menilai insiden itu menebarkan kecemasan yang sangat mendalam bagi elit Rusia.
Baca Juga:
Perang Besar di Depan Mata, Negara-negara Afrika Barat Bersiap Gempur Niger
"Ini satu contoh lagi, setelah peluncuran invasi ke Ukraina dan bencana perang, ini contoh Putin kehabisan waktu dan secara konsisten mengambil keputusan buruk dan membuat kesalahan," ujar Gould Davies.
Sejarah dan di waktu dan tempat lain menunjukkan bahwa seorang pemimpin personalistik yang terlihat sangat kuat seperti Putin kehilangan otoritas jika para elit Rusia tak lagi percaya pada dia.
Mereka tak percaya Putin menjaga negara agar tetap aman sekaligus melindugi kepentingan para elit itu.