Pihak Angkatan Laut AS sendiri enggan memberikan konfirmasi spesifik. Dalam pernyataannya kepada Newsweek pada Rabu (23/4/2025), juru bicara Armada Pasifik menyampaikan, “Kami tidak mengomentari operasi, pertemuan, atau pelatihan spesifik, tetapi kami secara rutin beroperasi di sekitar pesawat dan kapal asing di perairan dan wilayah udara internasional di Indo-Pasifik.”
Dokumenter CCTV menyebut bahwa insiden ini terjadi saat kapal induk China tengah melaksanakan latihan laut yang mereka sebut sebagai "pelatihan samudra lepas."
Baca Juga:
Beijing Pamer Kekuatan, Fujian Jadi Simbol Kebangkitan Armada Laut China
Salah satu pengamat militer China menyatakan bahwa jet tempur J-15 dikerahkan secara khusus untuk “mencegat dan mengusir” pesawat tempur AS yang dianggap mendekati area latihan militer China.
Jet tempur F/A-18 Super Hornet yang terlibat dalam insiden ini merupakan tulang punggung kekuatan udara kapal induk Amerika Serikat.
Pesawat tersebut memiliki dua varian utama: varian E dengan satu kursi dan varian F dengan dua kursi, serta dirancang untuk menjalankan beragam misi mulai dari pengawalan udara hingga interdiksi.
Baca Juga:
Program Unik di China: Bonus Rp2 Miliar untuk Pegawai yang Sukses Turunkan Bobot Tubuh
Menurut laporan Pentagon mengenai kekuatan militer China, kapal induk kedua milik China, CNS Shandong, telah melakukan tiga latihan laut lepas (far-seas training events) di Laut Filipina sepanjang tahun 2023.
Kawasan ini juga merupakan salah satu titik operasi utama kapal induk milik AS dalam strategi penempatannya di Samudra Pasifik bagian barat.
Laut Filipina sendiri berada di antara dua rantai pulau penting yang membentuk jalur pertahanan maritim strategis.