WahanaNews.co | Peningkatan teknologi rudal dalam beberapa tahun terakhir ini telah membuat jet tempur siluman F-35 Amerika Serikat (AS) sulit bertahan seperti yang diharapkan sebelumnya. Hal itu diungkap ketua Komite Angkatan Bersenjata Parlemen Amerika, Adam Smith.
Smith mendorong militer AS lebih banyak investasi dalam platform tak berawak yang lebih kecil daripada jet tempur mahal tersebut.
Baca Juga:
2 WNI Dituding Bocorkan Teknologi Jet Tempur KF-21, Polisi Korsel Geledah Pabrik Pesawat KAI
Berbicara pada acara virtual yang diselenggarakan oleh Brookings Institution, Smith dengan cepat mencatat bahwa F-35 masih lebih dapat bertahan daripada pesawat tempur lain seperti F-16.
"Tapi itu juga memiliki beberapa lingkungan yang tidak akan bisa dimasuki karena seberapa banyak teknologi rudal telah meningkat sejak kami mulai membangunnya," kata Smith, seperti dikutip Air Force Magazine.
Lockheed Martin, pembuat pesawat tempur siluman generasi kelima, sebelumnya mengeklaim F-35 adalah jet tempur paling mematikan, dapat bertahan, dan terhubung di dunia.
Baca Juga:
Hotman Paris, Pengacara Kementerian Pertahanan Cari Dalang Penyebar Fitnah Kasus Korupsi
Angkatan Udara AS berencana untuk membeli 1.763 unit pesawat F-35, yang akan menjadikannya armada terbesar di layanan tersebut.
Smith, di sisi lain, tidak merahasiakan ketidaksenangannya dengan program F-35. Pada bulan Maret, dia menyebut pesawat tempur itu sebagai "lubang tikus", dan pada bulan Juni, dia mengecam biaya pemeliharaan program F-35 yang tinggi.
Masalah survivabilitas, bagaimanapun, menghadirkan tantangan yang berbeda. Di masa lalu, Angkatan Udara mengatakan F-35 telah tampil "sangat baik di lingkungan yang diperebutkan," dengan tujuan untuk maju menjadi "luar biasa."