WahanaNews.co, Jakarta - Terkait konflik Israel-Hamas, sekutu Iran di Iraq dan Yaman mulai buka suara.
Mereka mengambil posisi setelah Amerika Serikat (AS) menegaskan komitmennya untuk membantu Israel.
Baca Juga:
Israel Menolak Serahkan Masjid Ibrahimi, Tutup Semua Akses untuk Idulfitri
Di Irak, Kataib Hizbullah, sebuah faksi bersenjata kuat yang memiliki hubungan dekat dengan Iran, mengatakan pihaknya akan menargetkan pangkalan AS dengan rudal, drone, dan pasukan khusus jika Washington melakukan intervensi dalam konflik tersebut.
Politisi Irak Hadi Al-Amiri, pemimpin kelompok politik dan militer Organisasi Badr yang dekat dengan Iran, juga melontarkan ancaman serupa pada hari Senin.
"Jika mereka melakukan intervensi, kami akan melakukan intervensi... kami akan menganggap semua target Amerika sah," kata Al-Amiri dikutip dari Reuters, Rabu (11/10/2023) seperti dilansir dari CNBC Indonesia.
Baca Juga:
Serangan Udara Israel di Gaza Makin Brutal, Korban Sipil dan Jurnalis Berjatuhan
Badr terdiri dari sebagian besar Pasukan Mobilisasi Populer (PMF) Irak. Ini merupakan organisasi paramiliter negara yang berisi banyak faksi yang didukung Iran. PMF telah menyuarakan "dukungan tegas" bagi faksi-faksi Palestina yang memerangi Israel.
Dalam beberapa tahun terakhir, milisi yang didukung Iran di Irak secara teratur menargetkan pasukan AS di Irak dan kedutaan AS di Baghdad dengan roket. Meski begitu, serangan tersebut telah mereda berdasarkan gencatan senjata yang berlaku sejak tahun lalu.
Di Yaman, pemimpin Gerakan Houthi pada hari Selasa memperingatkan bahwa kelompok tersebut akan menanggapi setiap intervensi AS di Gaza dengan drone, rudal, dan opsi militer lainnya.