Ia menambahkan, negara-negara maju cenderung menghadapi kenaikan biaya pengasuhan anak yang tinggi, seiring dengan meningkatnya kebutuhan investasi dalam pendidikan dan keterampilan bagi generasi mendatang.
Selain menghadapi penurunan populasi yang tajam, China juga dibayangi risiko beban fiskal yang meningkat akibat jumlah penduduk lanjut usia yang terus bertambah. Insentif bagi para pensiunan menjadi tantangan besar bagi pemerintah.
Baca Juga:
China Andalkan Kendali Rare Earth Sebagai Senjata Perang Dagang Lawan Amerika
"Laporan kami menunjukkan bahwa jika usia pensiun dinaikkan menjadi 65 tahun pada 2035, defisit anggaran pensiun dapat berkurang sebesar 20%, sementara penerimaan pensiun bersih meningkat hingga 30%.
Hal ini akan mengurangi beban fiskal bagi pemerintah dan rumah tangga," demikian pernyataan EIU.
Tingkat kesuburan di China pun menurun lebih cepat dibandingkan negara-negara lain di kawasan, seperti Korea Selatan dan Jepang.
Baca Juga:
China Tuduh AS Lancarkan Serangan Siber di Tengah Perang Dagang
"Tren ini menjadi tantangan besar bagi masa depan demografi dan ekonomi China," ujar ekonom senior EIU, Tianchen Xu.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.