WAHANANEWS.CO, Jakarta - Krisis pangan kini mengintai jutaan warga Amerika Serikat setelah Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) mengumumkan bahwa tunjangan pangan melalui program Supplemental Nutrition Assistance Program (SNAP) tidak akan disalurkan bulan depan.
Keputusan mengejutkan ini datang di tengah penutupan (shutdown) pemerintahan federal yang sudah memasuki hari ke-25 dan belum menunjukkan tanda-tanda berakhir.
Baca Juga:
Tapanuli Tengah Menjerit: Desa-desa Terisolasi, Logistik Habis, Warga Tunggu Pertolongan
"Intinya, sumber daya telah habis. Saat ini, tidak akan ada tunjangan yang dikeluarkan pada 1 November," ujar USDA dalam pernyataan di situs resminya, Senin (27/10/2025).
Program SNAP selama ini menjadi salah satu penopang utama bagi lebih dari 41 juta warga Amerika, terutama bagi keluarga berpenghasilan rendah. Di sejumlah negara bagian seperti New Mexico, ketergantungan terhadap bantuan ini bahkan mencapai 21 persen dari total populasi, menurut data resmi USDA.
Penghentian program tersebut diperkirakan akan memperburuk dampak sosial dari kebuntuan politik di Kongres, di mana Partai Republik dan Demokrat masih terjebak perdebatan sengit mengenai mekanisme pendanaan dan pembukaan kembali pemerintahan.
Baca Juga:
Menteri KP: Laut Harus Jadi Solusi Global untuk Masa Depan Berkelanjutan
Sebelumnya, lebih dari 200 anggota Partai Demokrat di Dewan Perwakilan Rakyat telah meminta USDA memanfaatkan dana cadangan darurat agar bantuan November tetap tersalurkan.
Namun, berdasarkan memo internal yang diperoleh Reuters, USDA menegaskan tidak akan menggunakan dana tersebut.
Langkah ini langsung memicu reaksi keras dari para pejabat negara bagian. Beberapa gubernur, termasuk dari Louisiana dan Virginia, bahkan telah menetapkan status darurat guna menyiapkan dana lokal untuk membantu masyarakat yang terancam kehilangan akses terhadap pangan.