WAHANANEWS.CO, Jakarta - Pemerintah Kamboja melancarkan operasi berskala nasional untuk menindak tegas kejahatan siber, yang berhasil menjaring lebih dari seribu tersangka.
Operasi ini digelar atas instruksi langsung Perdana Menteri Hun Manet sebagai respons terhadap meningkatnya ancaman dari praktik penipuan digital.
Baca Juga:
Polda Jambi Gelar Diskusi Publik Bahas Bahaya Judi Online untuk Generasi Muda
Langkah ini diambil demi menjaga stabilitas, keamanan masyarakat, serta ketertiban umum.
Dalam pernyataannya, Hun Manet menyampaikan bahwa penipuan online merupakan masalah serius yang tak hanya berdampak pada negaranya, tetapi juga menjadi ancaman lintas negara.
"Penipuan daring telah menimbulkan ketidakamanan di dunia dan kawasan," kata Hun Manet, seperti dilansir dari AP News, Kamis (15/7/2025).
Baca Juga:
Kamboja Dilaporkan Semakin Keras, Jurnalis Dikejar Hukum dan Ancaman
Ia menambahkan bahwa jaringan kriminal asing turut mengambil peran dalam maraknya kasus penipuan di Kamboja.
Menurut laporan dari PBB dan sejumlah organisasi internasional, kejahatan siber menghasilkan keuntungan miliaran dolar per tahun.
Aksi semacam ini banyak berkembang di Asia Tenggara dan menjadi sumber pemasukan kelompok kejahatan global.
Operasi berlangsung sejak Senin (14/7/2025) hingga Rabu (16/7/2025) di lima wilayah berbeda, dengan pelaku berasal dari beragam negara seperti Tiongkok, Vietnam, Taiwan, dan warga lokal Kamboja.
Penangkapan dilakukan di sejumlah lokasi strategis, seperti Phnom Penh dan Sihanoukville, yang menjadi titik utama aktivitas ilegal tersebut.
Dari operasi itu, polisi mengamankan ratusan perangkat elektronik seperti ponsel dan komputer yang digunakan untuk menjalankan kejahatan.
Sementara itu, di kota perbatasan Poipet, aparat menangkap 270 warga negara Indonesia termasuk 45 perempuan yang diduga terlibat dalam praktik penipuan daring dan perjudian.
Di wilayah Kratie, 312 tersangka berhasil diamankan, terdiri dari warga Thailand, Indonesia, Bangladesh, Myanmar, dan Vietnam.
Selain itu, sebanyak 27 tersangka lain dari Vietnam, Tiongkok, dan Myanmar turut ditangkap di provinsi Pursat.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]