WAHANANEWS.CO, Jakarta - Kementerian Pertahanan Kamboja secara resmi meminta Thailand untuk memindahkan lokasi pembicaraan perbatasan ke Kuala Lumpur, Malaysia.
Permintaan tersebut diajukan dengan pertimbangan faktor keamanan, menyusul konflik bersenjata yang masih berlangsung di sepanjang wilayah perbatasan kedua negara.
Baca Juga:
Konflik Perbatasan Kamboja-Thailand Tewaskan 18 Warga Sipil
Permohonan pemindahan lokasi perundingan itu disampaikan melalui surat resmi dari Menteri Pertahanan Kamboja, Tea Seiha, kepada Menteri Pertahanan Thailand, Nattaphon Narkphanit.
Dalam surat tersebut ditegaskan bahwa diperlukan tempat yang netral dan aman agar proses dialog dapat berlangsung secara efektif dan kondusif. Informasi ini dilansir oleh CNA pada Selasa (23/12/2025).
Rencana pembicaraan tersebut bertujuan membahas gencatan senjata, menyusul dua pekan bentrokan bersenjata yang telah menggagalkan kesepakatan damai sebelumnya.
Baca Juga:
Thailand Keukeuh Perangi Kamboja, Anutin Tegaskan Tak Ada Gencatan Senjata
Konflik terbaru ini menimbulkan korban jiwa yang tidak sedikit, dengan sedikitnya 23 orang dilaporkan meninggal di Thailand dan 21 orang di Kamboja.
Selain menelan korban jiwa, eskalasi konflik di kawasan perbatasan juga berdampak besar terhadap kondisi kemanusiaan.
Lebih dari 900.000 warga dari kedua negara terpaksa mengungsi untuk menghindari kekerasan yang terus terjadi di wilayah konflik.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Thailand, Sihasak Phuangketkeow, telah mengumumkan rencana dialog dengan pihak Kamboja.
Pengumuman tersebut disampaikan usai kehadirannya dalam pertemuan para menteri luar negeri ASEAN yang digelar di Kuala Lumpur.
Ia menyatakan bahwa pembicaraan dijadwalkan berlangsung pada Rabu (24/12/2025) di Chanthaburi, Thailand, melalui mekanisme komite perbatasan bilateral yang telah berjalan selama ini.
Namun, rencana tersebut ditolak oleh pihak Kamboja. Pemerintah Kamboja menilai kondisi keamanan di kawasan perbatasan masih belum memungkinkan untuk dijadikan lokasi perundingan.
Tea Seiha menyebutkan bahwa pertempuran yang masih terus berlangsung berpotensi mengganggu keselamatan delegasi dari kedua negara.
Lebih lanjut, Tea Seiha menambahkan bahwa Malaysia selaku ketua ASEAN telah menyatakan kesediaannya untuk menjadi tuan rumah pembicaraan damai di Kuala Lumpur.
Sementara itu, juru bicara Kementerian Pertahanan Kamboja, Maly Socheata, menyampaikan bahwa hingga Selasa (23/12/2025) pagi, pertempuran di sepanjang perbatasan Kamboja–Thailand masih terus berlanjut.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]