WahanaNews.co | Situasi ketegangan antara China, Republik China (Taiwan), dan Amerika Serikat (AS), semakin memanas.
Meski hingga saat ini belum ada
konfrontasi militer, namun armada tempur ketiga negara sudah berada dalam
status siaga.
Baca Juga:
Gokil! China Terbukti Kendalikan Pemberitaan Media di 18 dari 30 Negara Demokrasi
Dalam laporan pada Rabu (27/1/2021),
disebutkan bahwa kapal induk Angkatan Bersenjata AS (US Armed Forces), USS Theodore Roosevelt (CVN-71), sudah memasuki wilayah perairan Laut China Selatan.
Pergerakan kapal induk bertenaga
nuklir itu disebut pula atas instruksi Presiden AS yang baru, Joe Biden.
Biden sebelumnya menegaskan bahwa
pihaknya akan terus mendukung kemerdekaan Taiwan.
Baca Juga:
Latihan Perang China Justru Diklaim Bikin Militer Taiwan Kian Kuat
AS tetap bersikeras membela Taiwan,
meski China kerap memberi ancaman akan mengambil tindakan tegas atas intervensi
itu.
Pasca pergerakan kapal induk USS Theodore
Roosevelt, Tentara Pembebasan Rakyat China(PLA) mengerahkan armada tempur
udaranya.
Sejumlah jet tempur, pesawat pembom,
hingga pesawat antikapal selam dengan berani memasuki zona pertahanan udara
Taiwan.
Taiwan sama sekali tak langsung
bereaksi saat sejumlah pesawat Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat China
(PLAAF) masuk ke wilayahnya.
Hanya saja, Angkatan Bersenjata Taiwan
(ROC Armed Forces) menyiagakan unit
peluncur rudalnya dan radar seluler di Pelabuhan Zuoying Kaohsiung.
Juru bicara Kementerian Pertahanan
China, Kolonel Wu Qian, melanjutkan perang urat syaraf dengan Taiwan dan
Amerika.
Dikatakan Wu, Amerika yang mencoba
mengganggu kedaulatan China untuk melakukan reunifikasi dengan Taiwan, hanya akan mendapatkan kehancurannya.
"Mereka yang bermain api, hanya akan membakar diri mereka sendiri. Kemerdekaan Taiwan
berarti perang," kata Wu, dikutip dari People.cn.
Tak hanya itu, Wu juga memastikan
bahwa militer China akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk
menghancurkan setiap upaya memisahkan Taiwan dengan China. [qnt]