Dilansir dari Newsweek, Khalil menyelesaikan pascasarjananya di Sekolah Urusan Internasional dan Publik (SIPA) Columbia pada Desember 2024.
Sebelum kuliah di Columbia, ia menerima gelar Bachelor of Science dalam ilmu komputer dari Lebanon American University, menurut Society for International Development (SID).
Baca Juga:
Mesir Gelar Konferensi Rekonstruksi Gaza: 100 Negara Siap Berpartisipasi
Laman SID juga menyatakan Khalil sempat bekerja untuk Kantor Suriah di Kedutaan Besar Inggris di Beirut dan Jusoor, sebuah organisasi nirlaba pendidikan Suriah-Amerika.
Tahun lalu, saat menjadi mahasiswa di Columbia, ia bertugas sebagai negosiator bagi para demonstran pro-Palestina dan administrasi universitas terkait perkemahan tenda. Ia adalah anggota kelompok Divestasi Apartheid Universitas Columbia.
Sebelum ditangkap, Khalil sempat mengatakan kepada Associated Press (AP) pekan lalu bahwa dirinya dihadapkan pada 13 tuduhan, yang kebanyakan merupakan unggahan media sosial yang tak berkaitan dengannya.
Baca Juga:
Jelang Jumat Pertama Ramadan, Israel kerahkan 3.000 Polisi di Masjid Al-Aqsa
Khalil salah satunya dituduh menyelenggarakan sebuah acara yang mengagungkan serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Khalil merupakan pemegang green card dan penduduk tetap yang sah. Istrinya adalah warga negara AS dan sedang mengandung delapan bulan.
[Redaktur: Alpredo Gultom]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.