Prancis sebenarnya sempat optimistis ketika Biden dilantik sebagai presiden AS.
Saat itu, survei lembaga Pew mengindikasikan kenaikan penerimaan publik Prancis terhadap AS hingga 34 poin.
Baca Juga:
Australia Mau Larang Anak di Bawah 16 Tahun Main Medsos, Ini Alasannya
Para diplomat Prancis bahkan sudah sempat ingin menjalin kerjasama erat dengan AS dalam perkara perubahan iklim hingga terorisme, juga ancaman China.
"Namun, ternyata, mereka malah melihat Amerika mengambil keputusan sepihak tanpa konsultasi. Keputusan unilateral ini mungkin dapat membangkitkan kembali sentimen anti-Amerika di Prancis dan sekitarnya," tulis Meunier.
Lebih jauh, Luke McGee, dalam analisisnya di CNN, menyatakan bahwa kesepakatan AS ini membuat Eropa kebingungan dengan pendekatan mereka ke China.
Baca Juga:
Program CSR Akar Basah PEP Tarakan Field Dapat Perhatian APOGCE 2024
Sebelum kesepakatan AUKUS tercapai, Uni Eropa sebenarnya ingin melawan China dengan strategi berbeda, yaitu lebih persuasif.
"Jika ingin melihat sisi baiknya, [tindakan AS] ini mungkin hanya dianggap kasar, tapi yang buruk, tindakan ini mengonfirmasi bahwa mereka tak dianggap serius sebagai pemain geopolitik, meski ambisi global mereka sangat besar," tulis McGee.
Sejumlah pengamat menganggap sikap AS ini menunjukkan bahwa Uni Eropa memang belum terlalu diperhitungkan di panggung dunia.