Beijing telah mengatakan siap memberikan bantuan kepada "komerad, tetangga dan kawan".
"Kami prihatin dengan situasi yang dihadapi Korea Utara saat ini. Sebagai komerad, tetangga dan kawan", China siap memberikan dukungan penuh dan bantuan kepada Korea Utara dalam upaya melawan epidemi," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian.
Baca Juga:
Kerap Disangka Flu Ringan, Ini Tanda-tanda Omicron BA.4-BA.5
Pemerintah Korea Selatan (Korsel) juga kembali menawarkan bantuan kemanusiaan setelah mendengar kasus Covid di negara tetangganya. Pyongyang belum memberikan tanggapan atas tawaran bantuan dari China dan Korsel.
Para ahli di luar Korut mengatakan sebanyak 25 juta penduduk negara itu rentan terhadap Covid karena lemahnya program vaksinasi, bahkan negara itu sampai menolak tawaran internasional untuk menyediakan jutaan dosis vaksin AstraZeneca dan vaksin buatan China, Sinovac tahun lalu.
Kebijakan menutup perbatasan yang ditempuh Korea Utara - salah satu negara pertama yang menutup pintu perbatasan bagi perjalanan asing - pada Januari 2020 juga mengakibatkan terhentinya pengiriman barang-barang kebutuhan ke negara itu dan menghambat roda perekonomian.
Baca Juga:
Presiden Jokowi Minta Waspadai Kasus Omicron B1.4 dan BA.5 di Indonesia
Sejumlah analis semula menilai pengakuan adanya kasus Covid ini mempunyai makna penting dan dapat mengancam ambisi nuklir Korut yang telah ditunjukkan tahun ini.
Tetapi beberapa jam setelah pengumuman kasus Covid pada Kamis (12/05), Korut menembakkan tiga rudal balistik jarak pendek ke arah Laut Jepang, kata kepala staf gabungan Korsel.
Korut mengaku telah melakukan belasan uji coba rudal yang dilarang, termasuk rudal balistik antarbenua, senjata yang belum pernah di uji coba lebih dari empat tahun.