WahanaNews.co, Gaza - Seorang saksi mata mengungkapkan kejadian serangan militer Israel di bagian timur dan utara Jalur Gaza, Palestina, pada Selasa (28/11/2023).
Menurut saksi mata yang namanya dirahasiakan, serangan udara oleh pasukan zionis tersebut dilakukan saat masa gencatan senjata masih berlaku.
Baca Juga:
Tarifnya Rp24 Juta per Rumah, Terungkap Skema Penghancuran Brutal Israel di Gaza
Saksi mata tersebut, yang tetap anonim, menyatakan bahwa ia secara langsung menyaksikan dampak ledakan yang sangat kuat di wilayah timur dan utara Gaza.
Serangan udara militer Israel disebutkan telah mengincar dua titik, yaitu distrik Sheikh Radwan yang terletak 3 kilometer sebelah timur Gaza.
Selain itu, saksi mata melaporkan bahwa serangan udara militer Israel juga terjadi di wilayah pantai utara Gaza. Ia menyatakan bahwa jet tempur Israel pertama kali muncul di wilayah utara.
Baca Juga:
Blokade Gila Israel Bunuh 66 Anak Gaza, Dunia Internasional Bungkam
Penembakan hebat terdengar di timur dan utara Kota Gaza, meski ada gencatan senjata kemanusiaan, kata saksi mata di tempat kejadian kepada RIA Novosti.
"Penembakan hebat terjadi di timur dan utara Gaza, di wilayah Sheikh Radwan dan di pantai," ucap saksi mata, melansir RIA Novosti.
Saat ini, baik pihak Hamas Palestina maupun Pasukan Pertahanan Israel (IDF) masih belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait peristiwa ini.
Di daerah Jenin, Tepi Barat, terdapat laporan bahwa tentara Israel telah menembak mati empat remaja Palestina. Laporan ini disampaikan oleh organisasi kemanusiaan, Defense for Children International Palestine (DCIP).
"Meskipun ada gencatan senjata dengan kelompok bersenjata Palestina di Gaza," ucap Ayed Abu Eqtaish, Direktur Program Akuntabilitas DCIP.
"Pasukan Israel terus menargetkan dan membunuh anak-anak Palestina di seluruh Tepi Barat yang diduduki dengan impunitas penuh," katanya dari Middle East Monitor.
Berita terbaru menyebutkan bahwa ribuan pekerja Palestina, yang sebelumnya bekerja di Israel, akan dipulangkan kembali ke Gaza. Mereka merupakan warga Palestina yang memiliki pekerjaan di Israel.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]