Namun, para pekerja kemanusiaan yakin angka sebenarnya jauh lebih tinggi, mengingat runtuhnya sistem pemantauan dan layanan kesehatan di sebagian besar wilayah Gaza.
Selama hampir dua dekade, Israel telah memblokade Gaza, namun kondisi semakin memburuk sejak pecahnya perang.
Baca Juga:
Akhiri Ketidakpastian, KAI Desak RUU KUHAP Segera Disahkan
LSM internasional dan badan PBB menyatakan bahwa pengiriman bantuan sering ditahan berhari-hari hingga berminggu-minggu, menyebabkan ribuan ton makanan dan obat-obatan membusuk di perbatasan.
Pelapor Khusus PBB untuk Hak atas Pangan, Michael Fakhri, dalam wawancaranya dengan Al Jazeera menegaskan perlunya sanksi terhadap Israel. "Kita membutuhkan sanksi sekarang. Kecaman saja tidak cukup," tegasnya.
Ia menyebut kelaparan massal di Gaza sebagai bentuk hukuman kolektif yang dapat masuk kategori genosida.
Baca Juga:
Kongres Advokat Indonesia Ingatkan DPR soal Urgensi Sinkronisasi KUHP dan KUHAP
Fakhri menambahkan bahwa tekanan internasional dan negara-negara Arab harus digalakkan untuk mematahkan blokade dan memungkinkan masuknya bantuan secara bebas.
Di tengah runtuhnya sistem distribusi dan meningkatnya angka kematian, penghancuran bantuan kemanusiaan oleh Israel dilihat sebagai bentuk kebijakan represif yang melampaui batas krisis dan memasuki wilayah pelanggaran hukum internasional.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.