"Meski ditawari kesempatan untuk meninggalkan Afghanistan, dia memilih tinggal dan berjuang untuk rakyatnya."							
						
							
							
								Sebelum Taliban kembali berkuasa, banyak perempuan bekerja di posisi strategis di Afghanistan selama dua dekade sejak invasi yang dipimpin AS.							
						
							
								
									
									
										Baca Juga:
										AS Beri Sinyal Bakal Invasi Afghanistan Lagi
									
									
										
											
										
									
								
							
							
								Saat itu, perempuan mengisi posisi-posisi penting dengan profesi sebagai hakim, jurnalis, hingga politikus.							
						
							
							
								Namun, perempuan-perempuan yang sudah merasakan kebebasan berprofesi itu meninggalkan Afghanistan sejak Taliban kembali berkuasa.							
						
							
							
								Setelah merebut kekuasaan, Taliban langsung menekan perempuan di hampir semua aspek kehidupan publik.							
						
							
								
									
									
										Baca Juga:
										Korban Gempa Afghanistan Tembus 2.200 Jiwa, PBB Peringatkan Angka Bisa Bertambah
									
									
										
									
								
							
							
								Mereka melarang perempuan mengakses pendidikan menengah dan tinggi dan pekerjaan sektor publik. Taliban bahkan melarang perempuan mengunjungi taman dan pemandian umum.							
						
							
							
								Mereka juga memerintahkan para perempuan untuk menggunakan burkak untuk menutupi tubuh di depan umum. [rgo]							
						
					 
					
						Ikuti update 
berita pilihan dan 
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik 
https://t.me/WahanaNews, lalu join.