WAHANANEWS.CO, Jakarta - Di tengah ketegangan regional yang semakin memanas, dunia kembali dikejutkan oleh tragedi kemanusiaan berdarah yang menyoroti dampak brutal dari konflik bersenjata.
Yaman, negeri yang telah lama dirundung kekacauan, menjadi saksi bisu dari insiden memilukan terbaru.
Baca Juga:
Dihantam Serangan AS, Houthi Balas dengan Rudal dan Seruan Perang
Saat operasi militer Amerika Serikat terhadap kelompok Houthi di Yaman semakin gencar, korban sipil pun kembali berjatuhan dalam jumlah besar.
Pada akhir April 2025, sebuah serangan udara menghantam pusat detensi migran Afrika di Saada, menewaskan sedikitnya 68 orang.
Insiden ini segera menuai gelombang kecaman internasional, memperkuat kekhawatiran tentang risiko besar terhadap warga sipil dalam perang yang kian brutal.
Baca Juga:
Houthi Gempur Kapal AS, Washington Janjikan Serangan Tanpa Henti
Televisi Al Masirah, saluran yang dikelola kelompok Houthi, melaporkan bahwa serangan tersebut merupakan bagian dari operasi udara intensif Amerika Serikat yang selama enam minggu terakhir menargetkan faksi bersenjata yang mendapat dukungan dari Iran itu.
Sebelumnya, Houthi melakukan serangkaian serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah, mengklaim bahwa tindakan mereka merupakan solidaritas terhadap rakyat Palestina.
Seorang pejabat pertahanan AS, yang berbicara tanpa menyebutkan nama, mengonfirmasi bahwa pihak militer tengah menyelidiki laporan adanya korban sipil.