Tragedi Saada ini tercatat sebagai salah satu serangan udara paling mematikan dalam operasi militer AS terbaru di Yaman.
Sebelumnya, serangan terhadap terminal bahan bakar di Laut Merah pada awal April telah menewaskan sedikitnya 74 orang.
Baca Juga:
Dihantam Serangan AS, Houthi Balas dengan Rudal dan Seruan Perang
Antara Target Militer dan Korban Sipil
Sejak 15 Maret 2025, melalui operasi bertajuk Operation Rough Rider, militer AS mengklaim telah menghantam lebih dari 800 target di wilayah Yaman, menewaskan ratusan pejuang dan beberapa pemimpin senior Houthi.
Namun, meningkatnya jumlah korban sipil memunculkan kekhawatiran yang semakin besar.
Baca Juga:
Houthi Gempur Kapal AS, Washington Janjikan Serangan Tanpa Henti
Tiga senator dari Partai Demokrat bahkan mengirim surat terbuka kepada Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth, meminta pertanggungjawaban atas jatuhnya korban sipil akibat operasi tersebut.
Perserikatan Bangsa-Bangsa juga menyatakan keprihatinannya.
"Serangan-serangan ini meningkatkan risiko besar terhadap populasi sipil di Yaman," ujar juru bicara PBB, Stephane Dujarric, pada konferensi pers Senin lalu.