"Kami menangani klaim ini dengan sangat serius. Penilaian kerusakan pertempuran dan penyelidikan sedang berlangsung," katanya kepada Reuters pada Selasa, 29 April 2025.
Kendati demikian, militer AS menolak mengungkapkan rincian target serangan mereka dengan alasan menjaga keamanan operasional.
Baca Juga:
Dihantam Serangan AS, Houthi Balas dengan Rudal dan Seruan Perang
Rekaman yang disiarkan oleh Al Masirah memperlihatkan adegan mengerikan: tubuh korban berlumuran debu dan darah tersebar di antara reruntuhan bangunan.
Para petugas penyelamat terlihat berupaya keras mengevakuasi korban selamat, termasuk seorang yang masih menunjukkan tanda-tanda kehidupan di atas tandu.
Teriakan memilukan terdengar dari seorang penyintas yang berbahasa Amharik, bahasa utama di Ethiopia, memanggil ibunya di tengah kekacauan tersebut.
Baca Juga:
Houthi Gempur Kapal AS, Washington Janjikan Serangan Tanpa Henti
Beberapa korban selamat yang diwawancarai di rumah sakit memberikan gambaran mengerikan tentang peristiwa tersebut.
"Saya terlempar ke udara sebelum jatuh menghantam tanah," ungkap salah satu penyintas.
Menurut juru bicara politik Houthi, Mohammed Abdulsalam, pusat detensi tersebut menampung lebih dari 100 migran Afrika tanpa dokumen.