Melalui platform X, Abdulsalam mengecam keras serangan itu dan menyebutnya sebagai "kejahatan brutal" yang dilakukan oleh Amerika Serikat.							
						
							
							
								Dalam pernyataan terpisah, juru bicara militer Houthi, Yahya Saree, menegaskan bahwa kelompoknya akan melanjutkan serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah sebagai bentuk balasan.							
						
							
								
									
									
										Baca Juga:
										Biadab! Israel Rudal Pesawat Haji Yaman, Calon Jemaah Pulang Tanpa Kepastian
									
									
										
											
										
									
								
							
							
								Bukti Visual dan Jejak Sejarah Kelam							
						
							
							
								Reuters melakukan verifikasi independen terhadap lokasi serangan melalui ciri-ciri visual dalam video, termasuk bentuk bangunan bergaya gudang dengan atap seng yang rusak parah. 							
						
							
							
								Citra satelit yang diambil sehari sebelumnya menunjukkan bahwa atap bangunan tersebut masih utuh, memperkuat bukti bahwa serangan udara baru saja terjadi.							
						
							
								
									
									
										Baca Juga:
										Rudal Houthi Guncang Ben Gurion, Israel Dikepung dari Langit
									
									
										
									
								
							
							
								Perlu diketahui, lokasi ini sebelumnya juga pernah menjadi target serangan udara koalisi pimpinan Saudi pada tahun 2022, menambah panjang daftar tragedi yang dialami tempat itu.							
						
							
							
								Christine Cipolla, Kepala Delegasi Komite Internasional Palang Merah (ICRC) untuk Yaman, mengungkapkan keprihatinannya. 							
						
							
							
								"Sulit membayangkan, orang-orang yang sudah tidak berdaya malah menjadi korban dalam pertempuran ini," katanya dengan nada penuh duka.