Melalui platform X, Abdulsalam mengecam keras serangan itu dan menyebutnya sebagai "kejahatan brutal" yang dilakukan oleh Amerika Serikat.
Dalam pernyataan terpisah, juru bicara militer Houthi, Yahya Saree, menegaskan bahwa kelompoknya akan melanjutkan serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah sebagai bentuk balasan.
Baca Juga:
Dihantam Serangan AS, Houthi Balas dengan Rudal dan Seruan Perang
Bukti Visual dan Jejak Sejarah Kelam
Reuters melakukan verifikasi independen terhadap lokasi serangan melalui ciri-ciri visual dalam video, termasuk bentuk bangunan bergaya gudang dengan atap seng yang rusak parah.
Citra satelit yang diambil sehari sebelumnya menunjukkan bahwa atap bangunan tersebut masih utuh, memperkuat bukti bahwa serangan udara baru saja terjadi.
Baca Juga:
Houthi Gempur Kapal AS, Washington Janjikan Serangan Tanpa Henti
Perlu diketahui, lokasi ini sebelumnya juga pernah menjadi target serangan udara koalisi pimpinan Saudi pada tahun 2022, menambah panjang daftar tragedi yang dialami tempat itu.
Christine Cipolla, Kepala Delegasi Komite Internasional Palang Merah (ICRC) untuk Yaman, mengungkapkan keprihatinannya.
"Sulit membayangkan, orang-orang yang sudah tidak berdaya malah menjadi korban dalam pertempuran ini," katanya dengan nada penuh duka.