Pada lapisan backbone atau jaringan tulang punggung, Indonesia memiliki jaringan serat optik dengan total panjang 459.111 kilometer, termasuk 12.399 kilometer serat optik yang dibangun oleh pemerintah.
“Kami juga sedang mempersiapkan penggelaran tambahan 12.083 kilometer serat optik pada tahun 2024 untuk meningkatkan ketahanan dan mengintegrasikan jaringan nasional yang tidak terhubung serta jaringan internasional,” urainya.
Baca Juga:
Korut Rencanakan Peluncuran Satelit, Jepang-Korsel Minta Dibatalkan Langsung
Di middle-mile, terdapat sembilan satelit, microwave link, dan jaringan fiber-link yang saat ini digunakan untuk mendukung kebutuhan telekomunikasi dan digital.
Lapisan ini juga akan didukung oleh Satelit High Throughput 2 x 150 Gbps yaitu SATRIA-I dan Hot Backup Satellite (HBS) dengan kapasitas gabungan 300 Gbps.
“Pembangunan itu untuk menyediakan akses internet bagi 150.000 fasilitas umum yang terdiri dari 93.000 sekolah, 47.900 gedung pemerintahan, 3.370 fasilitas kesehatan umum dan 3.900 fasilitas keamanan publik,” tambah Johnny.
Baca Juga:
Ilmuwan Takjub, Ada 3 Bulan Baru Mengorbit di Neptunus dan Uranus
Lalu, lanjutnya, pada lapisan terakhir yaitu dalam last-mile, dari total 83.218 wilayah pedesaan di Indonesia, Kementerian Kominfo mempersempit kesenjangan digital dengan membangun jaringan 4G Base Transceiver Stations (BTS) di 70.670 wilayah pedesaan.
Pada akhir 2022 diharapkan sisa BTS 4G di 12.548 pedesaan dengan cakupan 65 persen wilayah di kawasan timur Indonesia bisa terselesaikan dengan baik disusul dengan penambahan 500 ribu BTS baru untuk menguatkan layanan telekomunikasi nasional.
Menurut Johnny, infrastruktur digital merupakan landasan untuk memberikan akses konektivitas yang lebih luas.