Pertemuan para menteri keuangan dan kepala bank sentral G20 ini dilakukan seminggu setelah pertemuan menteri luar negeri G20 di Bali. Konferensi tingkat tinggi itu ditandai dengan keluarnya Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dari sesi pertemuan yang diwarnai kecaman terhadap Rusia atas serangan militer ke Ukraina.
Menteri Keuangan Janet Yellen pada Kamis mengatakan bahwa invasi Rusia ke Ukraina berdampak besar terhadap lonjakan harga energi, keamanan pangan, dan kelaparan bagi yang paling rentan secara global terutama negara-negara berkembang.
Baca Juga:
Sherpa G20 Indonesia Pimpin Perundingan Sebagai Perjalanan Akhir Presidensi G20 Brasil
“Komunitas internasional harus jeli dalam meminta pertanggungjawaban Putin atas konsekuensi ekonomi dan kemanusiaan global akibat dari perangnya,” ujarnya.
Yellen mengatakan, dia juga akan terus mendorong untuk penetapan batas harga (price cap) minyak Rusia yang dikatakan bakal membantu menurunkan harga energi dan mempertahankan suplai aliran minyak global.
Yellen mengatakan membantu mereka yang paling rentan adalah pesan utamanya dalam pertemuan G20 ini terkait kondisi ekonomi global yang memburuk sejak invasi Rusia ke Ukraina.”
Baca Juga:
Menkeu Lakukan Diskusi Strategis tentang Pembiayaan Iklim dan Pembangunan Berkelanjutan
AS, kata Yellen, akan memberikan hibah sebesar US$70 juta kepada Dana Moneter Internasional (IMF) untuk program Pengurangan Kemiskinan dan Kepercayaan Pertumbuhan untuk lebih memungkinkan Dana Moneter Internasional memberikan pinjaman tanpa bunga kepada negara dengan ekonomi termiskin di dunia.
Secara global, kata dia, Amerika juga telah mengambil tindakan cepat mengurangi kerawanan energi dan pangan dengan menyerukan lembaga keuangan internasional untuk melipatgandakan pekerjaan mereka serta mengambil peran utama dalam Program Pertanian dan Ketahanan Pangan Global dengan menyumbangkan dana US$150 juta.