Perburuk perekonomian global
Berbicara sebelum Yellen, Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani Indrawati mengakui bahwa ketegangan antara Rusia dan Ukraina telah berdampak buruk terhadap perekonomian global, mengingat keduanya berperan strategis dalam rantai pasok perdagangan internasional.
Baca Juga:
Sherpa G20 Indonesia Pimpin Perundingan Sebagai Perjalanan Akhir Presidensi G20 Brasil
"Ketegangan kedua negara telah berdampak signifikan pada global, yang paling terasa adalah krisis energi, pangan, dan juga inflasi," kata Sri Mulyani.
"(Maka) kami mengajak pimpinan negara untuk bersama-sama menghadapi tantangan inflasi ini. Ini juga akan menjadi diskusi penting dalam pertemuan G20."
Dalam keterangan dua pekan lalu, Sri Mulyani sempat mengatakan bahwa pembengkakan belanja negara dapat menyentuh Rp3.169,1 triliun, naik dari target sebelumnya yakni Rp2.714,2 triliun.
Baca Juga:
Menkeu Lakukan Diskusi Strategis tentang Pembiayaan Iklim dan Pembangunan Berkelanjutan
Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengatakan Indonesia sejatinya sudah merasakan efek kenaikan harga dari barang-barang impor (imported inflation), tak cuma dalam sektor pangan tapi juga obat-obatan
"(Sebanyak) 90 persen bahan baku farmasi berasal dari import sehingga efeknya sangat dirasakan di sektor kesehatan," kata Bhima kepada BenarNews, Kamis.
Mengenai dorongan pembatasan harga minyak mentah Rusia oleh Amerika, Bhima mengatakan, "Tidak mengimpor minyak dari Rusia, berarti Indonesia harus mengimpor dengan harga pasar yang lebih tinggi. Sementara mengimpor dari Rusia dengan harga lebih murah akan diserang oleh negara Barat dan dianggap pro-Rusia," ujarnya.