Di berbagai kesempatan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan bahwa negara yang masih melakukan transaksi perdagangan kepada Rusia pasca invasi Kremlin sebagai secara tidak langsung membantu serangan Rusia ke Ukraina. Merujuk kepada negara-negara yang tetap membeli minyak dari Rusia, Zelenskyy mengatakan mereka sebagai "mendapatkan uang dari darah orang lain."
Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Eko Listiyanto mengkritisi pernyataan Yellen yang tidak menyinggung perihal kebijakan suku bunga bank sentral Amerika, The Fed, yang agresif dan membuat tekanan terhadap gejolak ekonomi global menjadi lebih tinggi.
Baca Juga:
Sherpa G20 Indonesia Pimpin Perundingan Sebagai Perjalanan Akhir Presidensi G20 Brasil
Bagi Indonesia, menurutnya, manuver itu bakal membuat rupiah kian melemah, bahan baku dari negara lain naik, dan mendorong imported inflation.
Direktur Riset Centre of Reform on Economics (CORE) Muhammad Faisal mengomentari ajakan Yellen untuk memberlakukan price cap terhadap minyak Rusia, hal itu menurutnya bisa mengurangi atau menghambat revenue Rusia untuk membiayai perang karena minyak yang dijual Rusia jadi lebih murah.
"Tapi memberlakukan price cap ini butuh kerja sama, semacam kartel antarnegara," ujar Faisal
Baca Juga:
Menkeu Lakukan Diskusi Strategis tentang Pembiayaan Iklim dan Pembangunan Berkelanjutan
Jika kemudian ada yang tidak sepakat atau mengingkari kesepakatan maka akan menggagalkan atau mengurangi efektivitas kebijakan pemberlakuan price cap tersebut, paparnya.[gab]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.