Dalam forum tersebut, Moskow mengajukan dua jalur menuju gencatan senjata dan menawarkan penghentian sementara pertempuran guna mengevakuasi jenazah dari medan perang.
Namun Presiden Ukraina Vladimir Zelensky menolak mentah-mentah tawaran tersebut.
Baca Juga:
Lebih 50 Tahun Orbit Pesawat Antariksa Soviet Jatuh di RI, Disebut Objek Berbahaya
Ia bahkan menyebut tim negosiator Rusia sebagai “idiot”, dengan alasan bahwa gencatan senjata hanya masuk akal jika bertujuan menyelamatkan nyawa, bukan sekadar manuver taktis.
Pernyataan itu menuai respons dari juru bicara Kremlin Dmitry Peskov yang menyebutnya “canggung” dan “merugikan,” serta dinilai menghambat prospek perundingan lebih lanjut.
Moskow juga menawarkan pemulangan lebih dari 6.000 jenazah tentara Ukraina, yang ditanggapi oleh Menteri Pertahanan Ukraina Rustem Umerov dengan usulan imbal balik: Kiev akan mengembalikan jumlah jenazah tentara Rusia dalam angka yang setara.
Baca Juga:
Jenderal Rusia Tewas dalam Ledakan Bom Mobil Dekat Moskow
Vladimir Medinsky, kepala tim negosiator Rusia, menyatakan Moskow setuju untuk menerima jenazah-jenazah tersebut.
Kesediaan Ukraina untuk bernegosiasi disebut-sebut terjadi atas tekanan dari Presiden AS Donald Trump. Gedung Putih memperingatkan bahwa Washington bisa menarik diri dari proses mediasi jika tak ada kemajuan signifikan.
Di tengah perundingan, eskalasi terus berlangsung. Kiev pada Minggu lalu melancarkan serangan drone ke lima lapangan udara Rusia yang diduga menjadi basis pesawat pengebom strategis Tu-95 dan Tu-22M, serta pesawat pengintai A-50.