WahanaNews.co | Gara-gara invasi Ukraina, Rusia tak berdaya di hadapan lembaga antariksa Amerika Serikat atau NASA dan industri luar angkasa.
Peran Rusia dalam industri luar angkasa kini meredup, mengasingkan diri dari pelanggan internasional yang telah lama memasok sumber daya ruang angkasa.
Baca Juga:
Don Pettit Astronot Tertua NASA Kembali ke Bumi Rayakan Ulang Tahun ke-70
Semua gara-gara ulah Presiden Rusia, Vladimir Putin, yang secara tegas menolak untuk mundur dari serangan besar-besaran terhadap Ukraina.
Sejak Rusia memulai invasi ke Ukraina pada 24 Februari 2022, kepala badan Roscosmos, Dmitry Rogozin, menolak untuk meluncurkan muatan perusahaan satelit Inggris.
Roscosmos juga berhenti memasok mesin roket buatan Rusia ke pelanggan AS dan akan putus hubungan dengan mitra Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS.
Baca Juga:
China Tuduh AS Lancarkan Serangan Siber di Tengah Perang Dagang
Dari segala problematika yang ada, kebijakan luar angkasa yang paling rumit yang sedang dialami Rusia adalah soal Stasiun Luar Angkasa Internasional.
Selama lebih dari 20 tahun, NASA dan Rusia telah bekerja sama membangun dan memelihara laboratorium yang mengorbit 200 mil di atas Bumi tersebut.
Dua orang pertama yang memasuki ISS adalah seorang astronot AS dan kosmonot Rusia bersama-sama, yang merupakan pilihan Komandan misi STS-88, Robert Cabana.