"Jumlah orang yang mencari perlindungan di sekolah-sekolah kami dan fasilitas UNRWA lainnya di selatan benar-benar luar biasa, dan kami tidak punya lagi kapasitas untuk menangani mereka," ucapnya.
Dia menekankan blokade yang diberlakukan Israel di Gaza telah dimulai 16 tahun sebelum konflik baru-baru ini pecah. Tindakan itu pun telah lama menempatkan 60 persen warga Gaza menggantungkan hidup dari bantuan pangan internasional.
Baca Juga:
RI-AS Kecam Kekerasan Terhadap Warga Sipil yang Berlanjut di Myanmar
Dalam kesempatan itu, Lazzarini juga mencatat 14 staf UNRWA tewas imbas perang, dan banyak staf lainnya terpaksa mengungsi maupun terkena dampak krisis yang tengah berlangsung.
Lazzarini lantas menyerukan konflik segera diakhiri guna mencegah lebih banyak nyawa menghilang. Ia juga mendesak Israel mencabut blokade terhadap Gaza dan menyediakan koridor aman untuk warga serta bantuan kemanusiaan.
Sejak perang berkecamuk pada 7 Oktober lalu, Israel memang memberlakukan blokade total terhadap warga Gaza dengan memutus pasokan listrik, air, makanan, hingga bahan bakar.
Baca Juga:
KTT Liga Arab dan OKI Sepakati Tekanan Global: Cabut Keanggotaan Israel dari PBB Segera!
Komunitas internasional telah berupaya membujuk Israel maupun Mesir, yang berbatasan langsung dengan Gaza, agar menyediakan koridor aman demi memudahkan pengiriman bantuan kepada warga sipil.
Sejauh ini, lebih dari 2.700 warga Palestina tewas imbas perang. Sekitar 10.800 lainnya menderita luka-luka. Sementara itu, di pihak Israel, sekitar 1.500 warga tewas dan 4.000 lainnya luka-luka.
[Redaktur: Alpredo Gultom]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.