WahanaNews.co | Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) memperingatkan, tak lama lagi sistem keuangan di Afghanistan mengalami kejatuhan. Peringatan mereka sampaikan dalam laporan tiga halaman tentang perbankan dan sistem keuangan Afghanistan merujuk pada rasio kredit macet yang sudah meningkat 57 persen, hingga September tahun ini.
Karena masalah itu, mereka menyebut bank di Afghanistan bakal gagal bayar uang nasabah mereka.
Baca Juga:
RI-AS Kecam Kekerasan Terhadap Warga Sipil yang Berlanjut di Myanmar
Untuk mencegah terjadinya masalah itu, PBB mendesak sejumlah kalangan agar segera diambil tindakan guna mengantisipasi krisis likuiditas tunai yang dapat menyebabkan runtuhnya sistem keuangan Afghanistan dalam beberapa bulan.
Usulan mereka supaya sistem keuangan Afghanistan selamat dari kejatuhan adalah menyelamatkan sistem perbankan mencakup skema asuransi simpanan dan menjamin langkah untuk memastikan likuiditas yang memadai untuk kebutuhan jangka pendek dan menengah, serta jaminan kredit dan opsi penundaan pembayaran pinjaman.
Menurut mereka, langkah itu harus segera diambil karena biaya ekonomi yang ditimbulkan oleh kejatuhan sistem keuangan itu bisa menimbulkan dampak sosial yang sangat besar.
Baca Juga:
KTT Liga Arab dan OKI Sepakati Tekanan Global: Cabut Keanggotaan Israel dari PBB Segera!
Tak hanya itu, jika sistem keuangan Afghanistan jatuh, perlu waktu puluhan tahun untuk membangunnya kembali. Laporan UNDP mengatakan bahwa dengan tren saat ini dan pembatasan penarikan, sekitar 40 persen dari basis deposit Afghanistan akan hilang pada akhir tahun.
PBB menyebut ancaman kejatuhan sektor keuangan di Afghanistan itu timbul akibat penarikan mendadak sebagian besar dukungan pembangunan asing yang terjadi usai negara itu dikuasai Taliban pada 15 Agustus lalu.
Masalah ini menekan sistem perbankan yang mau tidak mau menetapkan batas penarikan mingguan untuk menghentikan laju penarikan massal.