“Saya berharap kami akan diakui sebagai perusahaan yang berkontribusi dalam mendorong kelahiran… dan kekhawatiran mengenai masa depan negara ini,” kata Lee kepada para pekerjanya, seperti dikutip dari CNN, Minggu (31/3/2024).
Seorang juru bicara Booyoung mengatakan kepada CNN bahwa manfaat tersebut tersedia untuk pekerja perempuan dan laki-laki.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
“Masalah angka kelahiran yang rendah mengharuskan kita untuk menangani situasi ini dengan lebih serius dan memikirkan penyebab dan solusi dari dimensi yang berbeda dari sebelumnya,” kata Presiden Yoon pada bulan Desember lalu.
“Waktunya semakin sempit. Saya berharap setiap instansi pemerintah menyikapi permasalahan rendahnya angka kelahiran dengan tekad yang luar biasa,” ujarnya.
Kelangkaan bayi mempercepat kesengsaraan demografi Korea Selatan.
Baca Juga:
Pengusaha WN Korsel Ditangkap KLHK Sulbar Soal Tambang Pasir: CV Wahab Tola Sah Punya IUP dan SHM
Negara berpenduduk 51 juta jiwa ini mengalami penurunan populasi selama empat tahun berturut-turut pada tahun 2023. Sementara itu, proporsi penduduk muda terhadap penduduk tua telah menyusut dengan cepat dalam beberapa dekade terakhir.
Pada tahun 1990, sekitar sepertiga dari populasi Korea Selatan adalah orang dewasa muda berusia 19 hingga 34 tahun.
Namun, pada tahun 2020, angka ini menurun menjadi 10,21 juta, atau hanya sekitar seperlima dari total populasi.