Pemerintah federal Ethiopia dan
pemerintah regional Tigray saling menyalahkan siapa yang memulai konflik.
Masing-masing pihak menuduh pihak lain tidak memiliki mandat atau ilegal.
Konflik antaretnis di Ethiopia
TPLF merupakan partai penyangga koalisi pemerintahan Ethiopia, sebelum langkah
reformasi Abiy mengasingkan petinggi partai, dan memaksa TPLF meninggalkan
koalisi.
Baca Juga:
Alamak! Pilot Ethiopian Airlines Tertidur Saat Terbang
Reformasi Abiy banyak dikritik
karena dianggap mencederai konstitusi. Menurut UU Dasar Ethiopia, kekuasaan
dibagi rata terhadap sembilan wilayah etnik, termasuk Tigray.
Sejak awal etnis Tigray bersikap
skeptis terhadap seruan persatuan nasional yang digembar-gemborkan Abiy.
Bagi kawasan berpenduduk lima
juta orang itu, kekuasaan sang pemenang nobel lebih dianggap sebagai ancaman
ketimbang harapan, lapor Financial Times, Maret tahun lalu.
Baca Juga:
Pria Ethiopia Berebut Daftar Jadi Tentara Bayaran Rusia
Sejak mengusir rezim junta
militer yang dibenci pada 1991 lalu, TPLF mendominasi politik lokal di Tigray.
Hingga kini kelompok yang masih
tercantum dalam Daftar Terorisme versi AS itu masih mempertahankan kekuatan
tempurnya, dan sebab itu diyakini akan mampu menyeret pemerintah dalam perang
tidak berkesudahan.
Kawasan Tigray saat ini
diprediksi menampung seperempat juta gerilayawan bersenjata.