"Beberapa perusahaan logistik telah melaporkan kekurangan kontainer di pelabuhan Ningbo-Zhoushan di TChina salah satu pelabuhan tersibuk di dunia berdasarkan tonase kargo," tambahnya.
Menurut Middle East Institute, sebuah wadah pemikir yang berbasis di Washington, Terusan Suez sendiri adalah jalur utama pengiriman barang China ke arah barat. Termasuk sekitar 60% ekspornya ke Eropa.
Baca Juga:
Berbekal Perangkat Jadul, Houthi Nekat Lawan AS yang Andalkan Jet Tempur Canggih F-35
Sementara itu, pemerintah China memberikan respons terhadap situasi tersebut. Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Xi Jinping meminta semua pihak untuk menahan diri.
Juru Bicara Kementerian, He Yadong, seperti dilaporkan oleh berita negara Xinhua dan dikutip oleh AFP, menyatakan harapannya bahwa pihak-pihak terlibat akan mempertimbangkan kepentingan keseluruhan keamanan dan stabilitas regional, serta kepentingan bersama masyarakat internasional, terutama dalam konteks Laut Merah.
"Diharapkan pihak-pihak yang terlibat akan berupaya memulihkan dan menjamin keamanan jalur air di Laut Merah, serta bersama-sama menjaga kelancaran produksi global, rantai pasokan, dan tatanan normal perdagangan internasional," demikian laporan dari media tersebut.
Baca Juga:
Laut Merah Kian Panas, Bagaimana Dampaknya ke Inflasi RI?
He Yadong juga menegaskan bahwa pihaknya akan memperkuat koordinasi dengan departemen terkait, mengikuti perkembangan terkini, dan memberikan dukungan serta bantuan tepat waktu kepada perusahaan perdagangan luar negeri.
Sementara itu, seorang pejabat senior Huthi menjamin keamanan bagi kapal-kapal Rusia dan China yang melintasi Laut Merah pada hari Jumat.
Mohammed al-Bukhaiti menyatakan bahwa perairan di sekitar Yaman akan aman, selama kapal-kapal tersebut tidak memiliki keterkaitan dengan negara tertentu, khususnya Israel.