Kepala DEA, Anne Milgram, mengatakan, penangkapan itu harus menjadi pesan kuat bahwa "siapa pun yang terlibat membawa obat-obatan berbahaya ke Amerika Serikat akan diadili, tidak peduli apa jabatan mereka."
DEA mengungkapkan bahwa investigasi sudah mulai berjalan sejak Oktober tahun lalu berdasarkan hasil pemantauan dan rekaman dari informan rahasia.
Baca Juga:
5.000 Rekening Transaksi Rp600 Miliar Diblokir PPATK Terkait Judi Online
Menurut aduan badan AS itu, informan yang dimaksud mengaku sebagai anggota kartel yang berupaya mengirimkan ribuan kilogram kokaina Kolombia ke Pulau Tortola di Kepulauan Virgin Inggris --dan pada akhirnya ke Puerto Rico untuk diangkut ke New York dan Miami.
Sang informan menyebutkan identitasnya itu saat ia melakukan serangkaian pertemuan dengan Fahie, Direktur Utama pelabuhan Kepulauan Virgin Inggris Oleanvine Maynard, dan putera Maynard, Kadeem Maynard.
"Fahie setuju mengizinkan sang sumber rahasia untuk menggunakan pelabuhan-pelabuhan yang ada untuk mengirimkan kokaina tersebut," menurut aduan DEA.
Baca Juga:
Zarof Ricar Simpan Ratusan Miliar dan Emas, Diduga dari Urus Perkara MA
PM Fahie meminta pembayaran di muka sebesar 500.000 dolar AS sebagai imbalan.
Perdana Menteri itu juga meminta bantuan untuk membayar utang senilai 83.000 dolar AS (sekitar Rp 1,2 miliar) kepada seorang pria di Senegal, yang telah "menyelesaikan" beberapa masalah politik baginya, menurut aduan itu.
Fahie ditangkap di Miami setelah secara terpisah diperlihatkan kantung-kantung belanja barang bermerek dalam sebuah pesawat pribadi.