Awad juga mengkritik Partai Demokrat, yang diwakili oleh Kamala Harris sebagai pesaing Trump. Menurutnya, kekalahan Kamala disebabkan oleh sikap Gedung Putih yang dipimpin oleh Demokrat terhadap kekerasan di Gaza.
"Presiden terpilih harus memenuhi janji kampanyenya untuk mengejar perdamaian di luar negeri, termasuk mengakhiri konflik di Gaza," lanjutnya.
Baca Juga:
Pemimpin AS dan Rusia Siap Duduk Satu Meja di Alaska Bahas Kesepakatan Damai Ukraina
"Namun, perdamaian ini harus berbasis pada keadilan, kebebasan, dan pengakuan hak-hak rakyat Palestina," imbuhnya.
Sementara itu, Al-Jazeera yang mengutip Fox News melaporkan bahwa aktivis Arab di Dearborn, Michigan, mengkritik Kamala karena tidak merespons tuntutan kelompok tersebut untuk mempertimbangkan kembali dukungan AS terhadap Israel.
Michigan, yang memiliki banyak pemilih Muslim, merupakan salah satu negara bagian kunci dalam pemilu AS.
Baca Juga:
Jelang Pertemuan Trump-Putin, Eropa Perkuat Dukungan terhadap Ukraina
"Genosida adalah politik yang buruk," tegas seorang aktivis.
Kamala terus mendukung "hak Israel untuk mempertahankan diri," meskipun kekerasan brutal sedang berlangsung di Gaza dan Lebanon.
Aktivis Adam Abusalah menambahkan, "Salah satu alasan Kamala kalah adalah karena posisinya yang mendukung Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, meskipun hal ini mengorbankan dukungan dari basis Demokrat, komunitas Arab dan Muslim Amerika, serta kaum muda progresif."