Kata stabilitas terus digaung-gaungkan UMNO mengingatkan rakyat Malaysia akan krisis politik berkepanjangan setelah kemenangan koalisi oposisi Pakatan Harapan.
Dalam waktu hanya 2,5 tahun, Malaysia dipimpin tiga PM yang berbeda dari tiga koalisi yang juga berbeda.
Baca Juga:
Malaysia Alami Parlemen Gantung Usai Pemilu, Apa Itu?
Sebelum Ismail naik pada Agustus 2022, Mahathir Mohamad dan Muhyiddin Yassin masing-masing memerintah selama 22 dan 17 bulan.
Di tengah kesulitan ekonomi dunia, perang Rusia-Ukraina, dan pandemi Covid-19, popularitas UMNO mulai pulih ditandai dengan kemenangan telak di Pemilu Negara Bagian Melaka dan Johor.
Partai beraliran nasionalisme Melayu itu merebut kembali dua pertiga mayoritas di parlemen kedua negara bagian itu.
Baca Juga:
PM Tertua Mahathir Mohamad Tersungkur di Pemilu Malaysia 2022
Walau kerap diserang oposisi sebagai partai korup, terutama setelah meledaknya skandal korupsi 1 MDB yang menjebloskan mantan PM, Najib Razak, ke penjara, pengalaman UMNO selama 61 tahun di pucuk kekuasaan menjadi faktor utama kembalinya pemilih.
Berjayanya kembali UMNO juga tidak terlepas dari terceraiberainya oposisi Malaysia.
Pemimpin Pakatan Harapan, Anwar Ibrahim, kali ini memilih jalan sendiri dibanding kembali berkoalisi dengan Mahathir dan Muhyiddin, yang dianggap menghalangi jalannya menuju kursi PM yang telah diidamkannya selama lebih dari dua dekade.