"Negara-negara Skandinavia seperti wisma bagi organisasi-organisasi teror," cetusnya seperti diberitakan kantor berita AFP, Sabtu (14/5/2022).
Turki yang telah lebih dulu menjadi anggota NATO, telah lama menuduh negara-negara Nordik, terutama Swedia yang memiliki komunitas imigran Turki yang kuat, menyembunyikan kelompok ekstremis Kurdi serta para pendukung Fethullah Gulen, ulama ternama Turki yang berbasis di Amerika Serikat, yang diburu Turki karena kudeta yang gagal pada 2016.
Baca Juga:
Erdogan Resmi Dilantik untuk ke-3 Kalinya Jadi Presiden Turki
Erdogan pun menyinggung "kesalahan" yang dibuat oleh mantan penguasa Turki yang menyetujui keanggotaan Yunani di NATO pada tahun 1952.
"Kami, sebagai Turki, tidak ingin membuat kesalahan kedua dalam masalah ini," katanya.
Diketahui bahwa begitu sebuah negara memutuskan untuk mengajukan keanggotaan NATO, maka 30 anggota aliansi harus setuju dengan suara bulat untuk memperpanjang undangan resmi, yang diikuti kemudian dengan negosiasi keanggotaan. [JP]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.