Aurore Berge, menteri antidiskriminasi Prancis, mengatakan ia telah berbicara dengan Kepala Masjid Agung Paris untuk menyatakan solidaritas pemerintah terhadap umat Muslim.
Pihak masjid menggambarkan serangan ini sebagai "tahap menyedihkan" dari penyebaran kebencian anti-Muslim di negara tersebut.
Baca Juga:
Leo/Bagas Tembus 16 Besar Kejuaraan Dunia 2025, Bidik Balas Dendam atas Ganda Korea
"Menghadapi tindakan-tindakan tercela ini, Kota Paris mengambil tindakan hukum," tulis Wali Kota Paris, Anne Hidalgo, di Instagram.
Ada sekitar lima hingga enam juta Muslim di Prancis, menjadikannya agama terbesar kedua di negara itu, dan Kementerian Dalam Negeri melaporkan pada Juli 2025 bahwa tindakan anti-Muslim meningkat 75% dari tahun ke tahun.
Dalam lima bulan pertama tahun ini, tercatat 145 tindakan anti-Muslim dibandingkan 83 pada periode yang sama tahun sebelumnya, dan serangan anti-Muslim terhadap individu meningkat tiga kali lipat selama periode tersebut.
Baca Juga:
Islamofobia di Prancis Terulang, Alquran Dirobek dan Jilbab Dibuang ke Tempat Sampah
Antara Januari dan Mei 2025, tercatat 504 serangan antisemit, melanjutkan lonjakan serangan sejak genosida Israel di Gaza dimulai pada Oktober 2023.
Insiden Selasa ini bukanlah tindakan anti-Muslim pertama di Prancis yang melibatkan kepala babi, karena pada Mei lalu satu keluarga Muslim di Lorient menemukan kepala babi di depan pintu mereka dan sosis dimasukkan ke dalam kotak surat mereka.
Damien Girard, anggota parlemen Partai Hijau untuk Lorient, menuduh Menteri Dalam Negeri telah "membuka kotak Pandora dan menciptakan semua kekerasan ini dengan menjadikan Islam kambing hitam untuk tujuan politik."