"Kami tidak melihat pertanyaan tentang pengakuan formal, tetapi kami ingin menyelesaikan masalah yang ada, mengenai orang-orang di Afghanistan, warga Jerman, tetapi juga staf lokal yang ingin meninggalkan negara itu," tutur dia.
Sebelumnya, Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan menjaga bandara Kabul tetap terbuka adalah "penting secara eksistensial". Sebab negara-negara Barat sekarang mempertimbangkan bagaimana membuat lebih banyak orang keluar dari negara itu.
Baca Juga:
Densus 88 Tangkap Enam Terduga Teroris di Lima Provinsi, Polri: Jaringan Masih Aktif
Menteri Luar Negeri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman al-Thani mendesak Taliban untuk memerangi terorisme di Afghanistan. Qatar juga menyerukan pemerintah yang inklusif.
"Kami menekankan pentingnya kerja sama untuk memerangi terorisme... dan kami menekankan pentingnya Taliban untuk bekerja sama di bidang ini," katanya dalam konferensi pers setelah bertemu dengan Menlu Jerman, Heiko Maas seperti dilansir AFP, Rabu (1/9/2021).
"Adalah peran kami untuk selalu mendesak mereka (Taliban) untuk memiliki pemerintahan yang diperluas yang mencakup semua pihak dan tidak mengecualikan pihak mana pun," sambungnya.
Baca Juga:
Indonesia Harus Bersatu Lawan Radikalisme, BNPT Dorong Pemanfaatan Teknologi
al-Thani juga mengungkapkan pembicaraan yang berlangsung antara Qatar dan Taliban dalam beberapa waktu terakhir. Dia mengatakan bahwa tak ada tanggapan rinci dari Taliban.
"Selama pembicaraan kami dengan Taliban, tidak ada tanggapan positif atau negatif," kata al-Thani, mengacu pada pembicaraan baru-baru ini antara Qatar dan penguasa baru Afghanistan.
Dalam kesempatan yang sama, Menlu Jerman, Maas mengatakan bahwa pihaknya melihat "tidak ada jalan lain" berbicara dengan Taliban. Dia menekankan bahwa terorisme berdampak negatif terhadap negara tetangga.